Monday, June 27, 2005

Aku curiga kau mengiraku gila

aku curiga kau mengiraku gila

ketika kau dengar cerita tentang masalalu, tentang tingkahlaku, aku curiga kau menuduh yang bukan milikku, menghakimi sendiri hatimu untuk menjauh dari sekat yang kubuat, meski dapat kau koyak dengan mudah sebuah akibat, aku curiga kau menuduhku gila, ketika indra melihatmu berkacamata, nyata yang kaubaca keliru, tapi itu tak merugikanku, aku hanya mengira kau gila,gila dunia fana yang akhirakhir ini benar,benar oleh mereka yang buta, yang tuli yang kau puja dunia penuh kecewa,maka dari itu kau mengiraku gila ……

jus dugem

jus dugem

buka tutupnya
sepasang mata mix aroma dan irama
..............................................

aku benci katakata........

aku benci katakata, dimana kau hanya membaca dengan biasa karena biasa, aku benci katakata, mulutku terkunci seperti borgol, pengikat sekongkolmu dengan munafik, aku benci tanda tanya, yang selalu melingkar diatas kepala, mengurangi rasa hormatku pada dewasa, dan aku benci pada mereka yang benci pada biasa, yang tak terlihat disamaratakan dengan dosa pendosa, aku hanya mengingat bahwa aku pernah benci pada katakata, ketika kau tunjukkan sesuatu padaku yang dapat membuatku mengingat bahwa aku pernah benci katakata

untitled

aku terjerat visual yang merangsang ambisi untuk menguasai / kau ada didepanku / kau tertangkap mataku / merayu seperangkat indra pengingatku / kau meracuniku……../ kau terhasut malaikat / tentang ketidakpahamankuduniamu / kau mencuri start lebih dulu; untuk menguasaiku / aku tidak tahu namamu / aku tidak tahu namamu membekas dilenganku / merajah garis hidupku / untuk mengikutimu……meracuniku /tak dapat kumengerti / sangat absurd

Untitled

aku jatuh kedalam beku yang akan menguak takdirku menjadi abu…, dan akan kularung sepi ini ketelaga mimpi, kuhujat sepi, harus kuulangi lagi hari ini, berkalikali / kutunggu kesiasiaan tanpa akhir, mengeja setiap huruf bersusun dari bawah dasar yang kutak mengerti akhiran, aku haus, seperti lidah yang kelu tak dapat menelan, seperti telinga yang tak dengar kebisingan, gugah aku! Bangunkan aku rindu, dari sepinya waktu yang kulalui berkawan mimpimimpi tak pasti / aku mengerti seluruhnya mengerti, mata ini dapat melihatmu, namun buram oleh waktu, waktu, waktu, yang mengejarku terus mengejar menumbuhkan sisasisa yang tak dapat kuulang hilang ditelan, sisasisa yang tak dapat kunikmati, tak dapat kujangkau yang jauh, pun dekat aku lalai / butirbutir yang tertanam tak tumbuh hanya menggeliat tak damai selanjutnya mati, kubunuh sendiri yang kulalui / berlalu begitu saja, lewat tak tersemat teracuhkan tak diingat, tak lagi, tak lagi menguasai teknik,tak lagi mumpuni untuk menelaah jengah, kau luput dari hitungan, dari kumpulan yang terceraiberai, kau lepas begitu saja dari sana, di ujung sana, di langitlangit tak terjamah cahaya, kelam , hitam , penuh dendam meski kau berharap datang pemadam mematikan untukmu,siasia , sisasisa yang siasia, begitu panjang benang merah yang harus terpajang, tak ada yang menghampiri persinggahanmu, tak ada yang berlabuh, dunia sendiri

Wednesday, June 15, 2005

untukmu: luka

Kulihat
Terbit fajar menyingsing
Dari kejauhan, dari kedalaman
Tertutup awan hitam namun...
Tetap ingin kulihat








Kuceritakan...
Tentang hikayat mimpi
Pada angin yang pergi, pada batang pohon yang dingin
Mengacuhkan aku namun...
Tetap kuceritakan








Kubacakan...
Sumpah seorang pencari
Pada telingamu yang tuli, pada hatimu yang mati
Tetap saja kubacakan

Karena harus kubaca,harus kulihat, harus kuceritakan> tak peduli.

kosong

kurengkuh....
angin yang hanya angin.